Menurut data dari Kantor Tekstil dan Pakaian AS, impor tekstil dan garmen dari China tahun lalu mencapai $132 miliar, atau 26% dari seluruh impor, menjadikannya pemasok terbesar. Vietnam mengikuti dengan pangsa 14,9%.

Menurut ketua Asosiasi Tekstil dan Pakaian Vietnam, Vu Duc Giang, agar industri tekstil dan garmen dapat tumbuh secara berkelanjutan, diperlukan investasi dalam rantai pasokan bahan baku, begitu pula solusi penjualan FOB (pembelian bahan baku, produksi, semi- produk jadi) dan ODM (desain dan pembuatan sesuai pesanan).

Vietnam akan mendapat manfaat besar dari pameran tekstil dan garmen terbesar yang pernah diadakan di Kota Ho Chi Minh pada hari Rabu, katanya.

Ini menampilkan ratusan stan yang menampilkan perangkat pintar yang dibuat oleh 1.300 perusahaan dari 21 negara dan wilayah.

Pembeli secara global berubah, tidak hanya menuntut kualitas tinggi tetapi juga pasokan yang cepat, artinya produsen memerlukan peralatan canggih untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Analis memperkirakan pasar tekstil dan garmen akan sedikit pulih pada kuartal kedua, tetapi Vietnam akan menghadapi persaingan ketat dari Bangladesh, India, dan China.